.jpg)
Tujuh Kali Bangkrut, Kini Jadi Miliarder! Perjalanan Tak Terduga Seorang Pengusaha Muda
Gagal Berkali-kali, Apakah Ini Pertanda Harus Menyerah?
Tidak semua orang sanggup bertahan setelah mengalami kegagalan berkali-kali. Banyak yang akhirnya memilih menyerah, mengubur impiannya, dan menjalani hidup biasa-biasa saja. Namun, Marissa Elaine Putri, seorang wanita berusia 24 tahun asal Bandung, membuktikan bahwa kegagalan bukanlah akhir, melainkan bagian dari perjalanan menuju kesuksesan.
Sejak usia 18 tahun, Marissa memiliki impian untuk membangun bisnisnya sendiri. Ia tidak ingin hanya menjadi pegawai kantoran dengan rutinitas yang itu-itu saja. Dengan modal seadanya, ia memulai usaha pertamanya, sebuah kafe kecil di dekat kampus tempatnya kuliah.
Awalnya, ia sangat percaya diri bahwa bisnis ini akan berhasil karena lokasinya strategis dan banyak mahasiswa yang suka nongkrong. Namun, dalam waktu kurang dari lima bulan, kafenya terpaksa tutup karena kesalahan dalam pengelolaan keuangan dan kurangnya pengalaman dalam menjalankan bisnis makanan.
Tidak ingin menyerah, ia mencoba bisnis lain. Namun, siapa sangka bahwa tujuh kali berturut-turut ia mengalami kegagalan. Berikut adalah daftar bisnis yang ia coba dan bagaimana semuanya berakhir dengan kegagalan:
1. 2017 - Kafe Milik Sendiri (Gagal dalam 5 Bulan, Lokasi: Surabaya)
Saat masih kuliah di sebuah universitas swasta di Surabaya, Friska membuka kafe kecil di dekat kampusnya dengan modal dari tabungan orang tuanya. Ia yakin bisnis ini akan laris karena target pasarnya jelas: mahasiswa.
Namun, setelah 5 bulan, kafenya harus tutup karena:
- Salah perhitungan biaya operasional.
- Harga makanan dan minuman terlalu mahal untuk mahasiswa.
- Tidak punya strategi pemasaran yang kuat.
Akhirnya, ia menutup kafenya dengan kerugian hampir Rp 80 juta.
2. 2018 - Bisnis Pakaian Thrift (Hancur karena Persaingan, Lokasi: Online & Surabaya)
Setelah gagal di bisnis kafe, Friska mencoba bisnis pakaian thrift dengan modal kecil. Ia membeli pakaian bekas branded dari luar negeri dan menjualnya kembali secara online.
Awalnya bisnis berjalan cukup baik, tapi setelah 6 bulan, ia mengalami kerugian besar karena:
- Persaingan dengan toko online lain yang menawarkan harga lebih murah.
- Kesalahan dalam pemilihan stok, banyak produk yang tidak laku.
- Biaya pengiriman yang tinggi membuat pelanggan enggan membeli.
Bisnis ini akhirnya berhenti dengan kerugian sekitar Rp 25 juta.
3. 2019 - Katering Makanan Sehat (Habis Modal Sebelum Untung, Lokasi: Surabaya)
Merasa bisnis makanan tetap punya potensi, Friska mencoba bisnis katering makanan sehat. Ia melihat tren gaya hidup sehat semakin populer, dan berpikir ini bisa menjadi peluang besar.
Namun, bisnis ini hanya bertahan 8 bulan karena:
- Biaya bahan baku yang mahal membuat harga jualnya terlalu tinggi.
- Kurangnya pelanggan tetap menyebabkan arus kas tidak stabil.
- Tidak adanya strategi pemasaran yang jelas untuk menarik pelanggan baru.
Akhirnya, bisnis katering ini ditutup dengan kerugian sekitar Rp 50 juta.
4. 2020 - Dropshipping Produk Kecantikan (Gagal Total, Lokasi: Online)
Di tahun 2020, saat pandemi COVID-19 mulai melanda, Friska mencoba peruntungan di bisnis dropshipping produk kecantikan. Ia menjual berbagai skincare dari supplier luar negeri tanpa harus menyetok barang.
Namun, setelah 7 bulan, bisnis ini juga gagal karena:
- Supplier sering terlambat mengirim produk, membuat pelanggan kecewa.
- Banyak pelanggan mengeluh produk tidak sesuai ekspektasi.
- Persaingan sangat ketat dan harga produk terlalu tinggi.
Bisnis ini akhirnya tutup dengan kerugian sekitar Rp 30 juta.
5. 2021 - Bisnis Sepatu Lokal (Tertipu Supplier, Lokasi: Jakarta & Surabaya)
Merasa produk fashion tetap memiliki peluang, Friska mencoba membangun merek sepatu lokal dengan sistem pre-order. Ia bekerja sama dengan pabrik sepatu kecil di Jakarta dan mulai menjualnya secara online.
Namun, dalam kurang dari satu tahun, bisnis ini bangkrut karena:
- Supplier menipu dan tidak mengirim produk sesuai pesanan.
- Banyak pelanggan yang marah dan meminta refund.
- Reputasi bisnisnya hancur akibat ulasan negatif.
Kerugian yang dialami sekitar Rp 60 juta.
6. 2022 - Investasi Kripto (Rugi Besar dalam Sekejap, Lokasi: Online & Jakarta)
Melihat banyak orang sukses di dunia investasi kripto, Friska mencoba peruntungannya dengan membeli beberapa aset digital. Awalnya ia berhasil mendapatkan keuntungan kecil, tetapi karena kurang pengalaman, ia masuk ke proyek yang tidak jelas dan kehilangan hampir Rp 100 juta dalam waktu kurang dari tiga bulan.
Kesalahan yang dibuat:
- Tidak memahami fundamental proyek sebelum berinvestasi.
- Mengikuti tren tanpa riset yang cukup.
- Terlalu serakah dan tidak menarik keuntungan lebih awal.
Ini menjadi salah satu pengalaman terburuk dalam perjalanan bisnisnya.
7. 2023 - Jasa Desain Grafis (Gagal Total karena Persaingan, Lokasi: Online & Surabaya)
Merasa harus mencoba sesuatu yang membutuhkan modal lebih kecil, Friska mencoba membuka jasa desain grafis secara online.
Namun, setelah 6 bulan, ia menyerah karena:
- Persaingan yang terlalu tinggi, membuatnya sulit mendapatkan klien.
- Tidak memiliki portofolio yang cukup untuk bersaing dengan desainer lain.
- Harga yang ditawarkan terlalu rendah dan tidak menguntungkan.
Bisnis ini ditutup tanpa keuntungan yang berarti.
2024 - Akhirnya Menemukan Jalan Menuju Kesuksesan
Banyak orang di sekitarnya mulai meragukan kemampuannya. Beberapa bahkan menyarankan agar ia berhenti mencoba dan mencari pekerjaan tetap saja. Tekanan ini begitu besar, membuatnya mulai bertanya pada dirinya sendiri: Apakah benar ia tidak berbakat dalam bisnis? Apakah sebaiknya ia menyerah saja?
Ditemukan Secara Tidak Sengaja, Ide yang Mengubah Segalanya
Di saat keuangan semakin menipis, Marissa tidak punya banyak pilihan selain memanfaatkan apa yang ada. Ia mulai meracik produk perawatan kulit di dapur rumahnya menggunakan bahan-bahan alami.
Awalnya, ia hanya ingin mencari alternatif produk yang lebih aman dan ramah di kantong untuk dirinya sendiri. Namun, ketika ia membagikan produk buatannya kepada beberapa teman, respons yang diterima sangat positif.
Banyak yang mengatakan bahwa produk buatannya lebih cocok untuk kulit mereka dibandingkan produk lain di pasaran. Dari situ, muncul ide untuk menjual produknya dalam skala kecil. Dengan modal yang tersisa, ia memulai merek perawatan kulit berbasis bahan alami bernama "GlowVita Organics".
Namun, perjalanan menuju kesuksesan tidak semudah yang dibayangkan. Di awal usahanya, ia masih harus menghadapi banyak kendala:
- Produknya belum memiliki izin edar resmi, sehingga butuh waktu dan biaya untuk mengurus legalitasnya.
- Modal yang sangat terbatas membuatnya kesulitan memproduksi dalam jumlah banyak.
- Persaingan dengan merek besar yang sudah lebih dulu dikenal masyarakat.
Marissa tahu bahwa jika hanya mengandalkan strategi konvensional, bisnisnya tidak akan bisa berkembang. Ia harus melakukan sesuatu yang berbeda.
Strategi Berbeda yang Membuatnya Sukses
Berbeda dengan bisnis-bisnis sebelumnya, kali ini Marissa benar-benar belajar dari kesalahan. Ia tidak ingin mengulang kegagalan yang sama, sehingga ia melakukan beberapa strategi berikut:
-
Membangun komunitas sebelum menjual produk.
Sebelum GlowVita Organics resmi dijual, Marissa lebih dulu membangun komunitas pecinta skincare alami di media sosial. Ia memberikan edukasi tentang bahan alami, manfaatnya, dan bagaimana memilih produk yang tepat. Ini membuat banyak orang percaya padanya sebelum mereka tahu bahwa ia memiliki produk sendiri. -
Memanfaatkan strategi pemasaran berbasis cerita.
Marissa sadar bahwa produknya tidak memiliki keunggulan dari segi harga dibandingkan merek besar. Oleh karena itu, ia menggunakan strategi pemasaran berbasis kisah nyata, menceritakan perjalanan bagaimana ia meracik produknya sendiri setelah mengalami banyak kegagalan. Ini membuat banyak orang terhubung secara emosional dengan mereknya. -
Memanfaatkan sistem pre-order untuk mengatasi masalah modal.
Alih-alih memproduksi dalam jumlah besar dan berisiko tidak laku, ia menerapkan sistem pre-order di awal usahanya. Dengan cara ini, ia hanya memproduksi berdasarkan jumlah pesanan yang masuk, sehingga tidak ada risiko stok menumpuk. -
Menggunakan influencer kecil untuk membangun kepercayaan.
Karena tidak punya dana besar untuk promosi, ia bekerja sama dengan influencer kecil di media sosial yang memiliki pengikut setia. Ini jauh lebih efektif dibandingkan membayar selebriti terkenal dengan biaya yang sangat mahal.
Dalam waktu satu tahun, GlowVita Organics mulai mendapatkan banyak pelanggan setia. Penjualan meningkat hingga tiga kali lipat hanya dalam waktu enam bulan, dan dalam tiga tahun bisnisnya telah berkembang dengan memiliki lebih dari 100 karyawan dan omzet miliaran rupiah per tahun.
Pelajaran Berharga dari Perjalanan Ini
Banyak orang mengira bahwa sukses hanya bergantung pada keberuntungan. Namun, kisah Marissa membuktikan bahwa kesuksesan adalah hasil dari keberanian untuk mencoba, belajar dari kegagalan, dan menemukan cara untuk bangkit.
Ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari kisah ini:
- Kegagalan bukanlah akhir, tetapi bagian dari proses belajar. Tidak ada pengusaha sukses yang tidak pernah mengalami kegagalan.
- Fokus pada solusi, bukan pada keterpurukan. Setiap kegagalan adalah peluang untuk menemukan cara yang lebih baik.
- Adaptasi dan inovasi adalah kunci bertahan dalam dunia bisnis. Jangan hanya meniru strategi orang lain, tetapi temukan cara yang paling sesuai dengan situasi yang dihadapi.
Jika saat ini Anda sedang mengalami kegagalan dalam bisnis atau kehidupan, ingatlah bahwa sukses bukan soal seberapa sering seseorang jatuh, tetapi seberapa kuat ia bisa bangkit kembali. Apa langkah yang akan Anda ambil selanjutnya untuk bangkit dan mencapai kesuksesan?
