Usaha Es Kopi Kekinian di Pasar Tradisional
1. Awal Perjalanan Es Kopi Kekinian Fitriali Alamsyah
Fitriali Alamsyah, seorang mantan sopir ojek online berusia 32 tahun, telah lama bercita-cita memiliki usaha sendiri. Setelah bertahun-tahun mengandalkan penghasilan harian yang tidak menentu, ia merasa perlu mencari peluang bisnis yang lebih stabil. Di awal tahun 2024, saat menunggu pelanggan di pasar tradisional, ia memperhatikan bahwa banyak pedagang dan pengunjung membutuhkan minuman yang menyegarkan dan praktis. Namun, belum banyak yang menyediakan es kopi dengan harga terjangkau di lingkungan tersebut. Dari situ, lahirlah ide untuk membuka usaha es kopi kekinian dengan modal minimal, tetapi tetap berkualitas.
Dengan semangat dan tabungan yang ia kumpulkan dari hasil mengemudi, Fitriali memulai bisnis kecilnya di salah satu sudut pasar tradisional yang ramai dengen menggunakan merek "Kopi Puti Tunggal". Ia kemudian menyusun strategi agar bisa bertahan dan berkembang di tengah persaingan serta keterbatasan modal.
2. Modal Awal
Agar bisa bersaing di pasar tradisional dengan anggaran terbatas, Fitriali menyusun anggaran dengan bijak. Berikut adalah rincian modal awalnya:
A. Peralatan
| Item | Jumlah | Harga Satuan (Rp) | Total (Rp) |
|---|---|---|---|
| Mesin kopi manual | 1 | 2.500.000 | 2.500.000 |
| Blender | 1 | 500.000 | 500.000 |
| Coolbox untuk es batu | 1 | 300.000 | 300.000 |
| Timbangan digital | 1 | 200.000 | 200.000 |
| Dispenser air minum | 1 | 300.000 | 300.000 |
B. Bahan Baku
| Item | Jumlah | Harga Satuan (Rp) | Total (Rp) |
| Biji kopi lokal (5 kg) | 5 kg | 150.000/kg | 750.000 |
| Susu segar (20 liter) | 20 liter | 30.000/liter | 600.000 |
| Gula aren | 5 kg | 50.000/kg | 250.000 |
| Sirup berbagai rasa | 3 botol | 100.000/botol | 300.000 |
| Es batu (stok awal) | 10 kantong | 10.000/kantong | 100.000 |
C. Kemasan
| Item | Jumlah | Harga Satuan (Rp) | Total (Rp) |
| Gelas plastik + tutup (500 pcs) | 500 pcs | 1.000/pcs | 500.000 |
| Sedotan dan sendok takar | - | - | 150.000 |
D. Operasional Awal
| Item | Jumlah | Harga Satuan (Rp) | Total (Rp) |
| Sewa tempat (3 bulan) | 1 | 1.500.000/bulan | 4.500.000 |
| Desain branding dan spanduk | 1 | 500.000 | 500.000 |
| Promosi awal (media sosial & brosur) | - | - | 700.000 |
E. Total Modal
| Kategori | Total (Rp) |
| Peralatan | 3.800.000 |
| Bahan Baku | 2.000.000 |
| Kemasan | 650.000 |
| Operasional Awal | 5.700.000 |
| Total Modal | 12.150.000 |
3. Perjalanan Usaha dan Omzet
Bulan pertama penuh dengan tantangan. Fitriali harus menarik perhatian pelanggan di tengah pasar yang sibuk. Dengan omzet harian sekitar Rp250.000, ia hanya berhasil mengumpulkan Rp7.500.000 dalam sebulan, nyaris impas dengan biaya operasional. Namun, ia tidak menyerah. Ia mulai menawarkan diskon untuk pelanggan tetap dan memberikan sampel gratis kepada pedagang pasar.
Di bulan keempat, strategi ini membuahkan hasil. Banyak pelanggan mulai mengenal produknya, dan omzet meningkat menjadi Rp10.000.000 per bulan. Ia juga mulai memperkenalkan menu baru seperti "Es Kopi Susu Gula Aren" yang menarik perhatian pengunjung pasar.
Pada bulan keenam, omzetnya melonjak hingga Rp14.500.000 karena ia menambahkan menu minuman tambahan seperti Thai Tea dan Matcha Latte. Namun, tantangan kembali muncul di bulan ke-10. Persaingan semakin ketat dengan munculnya gerai kopi lain di pasar. Omzet turun menjadi Rp12.000.000, tetapi Fitriali segera mengadopsi strategi baru: bekerja sama dengan pedagang makanan di pasar untuk menawarkan paket "Kopi + Gorengan." Berkat strategi ini, omzet kembali naik menjadi Rp17.500.000 di bulan ke-12.
Kini, bisnisnya telah berjalan lebih dari satu tahun dengan omzet stabil di kisaran Rp15.000.000 hingga Rp20.000.000 per bulan. Ia bahkan berencana untuk membuka gerai kedua di pasar lain!
4. Keuntungan dan Kerugian
A. Keuntungan:
Target pasar luas karena pasar tradisional memiliki lalu lintas pengunjung yang tinggi.
Pelanggan tetap mulai terbentuk, meningkatkan loyalitas.
Biaya operasional lebih rendah dibandingkan di pusat perbelanjaan besar.
B. Kerugian:
Ketergantungan pada cuaca; jika hujan, pengunjung pasar menurun.
Persaingan ketat dengan penjual minuman lain yang mulai bermunculan.
Harus menjaga kebersihan ekstra karena beroperasi di lingkungan pasar.
5. Suka dan Duka dalam Perjalanan Bisnis
A. Suka: Setiap kali pelanggan memuji kopinya atau membeli secara rutin, Fitriali merasa usahanya tidak sia-sia. Salah satu momen paling membanggakan adalah ketika seorang pelanggan mengatakan bahwa kopinya lebih enak dibandingkan merek terkenal!
B. Duka: Namun, perjalanan ini tidak selalu mulus. Pernah suatu hari, es batu tidak tersedia karena keterlambatan pemasok, membuatnya kehilangan banyak pelanggan. Ada juga masa di mana kondisi pasar sedang sepi akibat libur panjang, menyebabkan omzet turun drastis. Tapi Fitriali selalu bangkit, belajar dari kesalahan, dan mencari solusi agar bisnisnya tetap berkembang.
6. Strategi Pengembangan Usaha Es Kopi Kekinian di Pasar Tradisional
Untuk memastikan pertumbuhan bisnis yang stabil dan berkelanjutan, Fitriali merancang strategi pengembangan berikut:
A. Ekspansi Produk
Menambahkan varian baru seperti "Es Kopi Kelapa Muda" untuk menarik pelanggan baru.
Menawarkan paket hemat "Es Kopi + Kue Pasar" bekerja sama dengan pedagang sekitar.
B. Pemasaran dan Branding
Mengoptimalkan media sosial dengan promosi diskon dan testimoni pelanggan.
Memberikan kartu loyalitas untuk pelanggan setia.
C. Ekspansi Lokasi
Membuka cabang baru di pasar lain yang ramai.
Berjualan di acara pasar malam atau festival lokal.
D. Efisiensi Operasional
Menggunakan supplier tetap untuk mendapatkan harga bahan baku lebih murah.
Berinvestasi pada mesin kopi otomatis untuk meningkatkan efisiensi produksi.
7. Kesimpulan
Dengan strategi yang tepat, usaha es kopi kekinian di pasar tradisional dapat berkembang menjadi bisnis yang menguntungkan dan bertahan dalam persaingan. Fitriali Alamsyah membuktikan bahwa dengan tekad kuat, inovasi, dan manajemen keuangan yang baik, impian memiliki usaha sendiri bisa terwujud.









.jpg)


