1. Awal Perjalanan Usaha Es Kopi Kekinian Nur Ilmi Amalia
Nur Ilmi Amalia, seorang mantan karyawan minimarket berusia 29 tahun, selalu bermimpi memiliki usaha sendiri. Setelah bertahun-tahun bekerja dengan gaji pas-pasan, ia merasa lelah dengan rutinitas yang tidak memberi perkembangan finansial yang signifikan. Ia ingin bebas secara ekonomi dan bisa membangun sesuatu yang benar-benar miliknya sendiri.
Pada pertengahan tahun 2023, saat ia sering bepergian menggunakan transportasi umum, Nur Ilmi memperhatikan satu hal: para penumpang di terminal sangat membutuhkan minuman segar, terutama kopi. Namun, pilihan yang tersedia terbatas pada kopi sachet atau kopi instan di warung-warung kecil. Dari situ, ia mendapatkan ide untuk membuka usaha es kopi kekinian dengan harga terjangkau, namun tetap memiliki rasa berkualitas.
Setelah melakukan riset kecil-kecilan dan mempertimbangkan modal yang ia miliki, ia pun memberanikan diri untuk memulai bisnis dengan merek "Kopi Tancap Gas". Ia memilih berjualan di sebuah terminal bus yang selalu ramai, karena lalu lintas calon pelanggan di sana sangat tinggi. Dengan tekad yang kuat, ia pun menyusun modal awal dan strategi agar bisnisnya bisa bertahan serta berkembang.
2. Modal Awal
Untuk bisa menjalankan usaha ini dengan modal terbatas, Nur Ilmi menyusun anggaran dengan cermat. Berikut rincian modal awal yang ia keluarkan:
A. Peralatan
| Item | Jumlah | Harga Satuan (Rp) | Total (Rp) |
|---|---|---|---|
| Mesin kopi manual | 1 | 2.500.000 | 2.500.000 |
| Blender | 1 | 500.000 | 500.000 |
| Coolbox untuk es batu | 1 | 300.000 | 300.000 |
| Timbangan digital | 1 | 200.000 | 200.000 |
| Dispenser air minum | 1 | 300.000 | 300.000 |
| Total Peralatan | - | - | 3.800.000 |
B. Bahan Baku
| Item | Jumlah | Harga Satuan (Rp) | Total (Rp) |
|---|---|---|---|
| Biji kopi lokal | 5 kg | 150.000/kg | 750.000 |
| Susu segar | 20 liter | 30.000/liter | 600.000 |
| Gula aren | 5 kg | 50.000/kg | 250.000 |
| Sirup berbagai rasa | 3 botol | 100.000/botol | 300.000 |
| Es batu (stok awal) | 10 kantong | 10.000/kantong | 100.000 |
| Total Bahan Baku | - | - | 2.000.000 |
C. Kemasan
| Item | Jumlah | Harga Satuan (Rp) | Total (Rp) |
|---|---|---|---|
| Gelas plastik + tutup | 500 pcs | 1.000/pcs | 500.000 |
| Sedotan dan sendok takar | - | - | 150.000 |
| Total Kemasan | - | - | 650.000 |
D. Operasional Awal
| Item | Jumlah | Harga Satuan (Rp) | Total (Rp) |
|---|---|---|---|
| Sewa tempat (3 bulan) | 1 | 1.500.000/bulan | 4.500.000 |
| Desain branding dan spanduk | 1 | 500.000 | 500.000 |
| Promosi awal (media sosial & brosur) | - | - | 700.000 |
| Total Operasional Awal | - | - | 5.700.000 |
E. Total Modal
| Kategori | Total (Rp) |
|---|---|
| Peralatan | 3.800.000 |
| Bahan Baku | 2.000.000 |
| Kemasan | 650.000 |
| Operasional Awal | 5.700.000 |
| Total Modal | 12.150.000 |
3. Perjalanan Usaha dan Omzet
Bulan pertama menjadi ujian besar bagi Nur Ilmi. Ia harus menarik perhatian pelanggan di tengah terminal yang sibuk dan menghadapi persaingan dengan warung kecil yang sudah lebih dulu ada. Dengan omzet harian sekitar Rp250.000, total pendapatannya di bulan pertama mencapai Rp7.500.000. Ini masih nyaris impas dengan biaya operasional, tetapi ia tetap optimis.
Pada bulan keempat, setelah menawarkan diskon untuk pelanggan tetap dan memberikan sampel gratis kepada sopir dan kernet bus, penjualannya meningkat. Omzet naik menjadi Rp10.000.000 per bulan.
Di bulan keenam, ia mencoba menambahkan varian menu seperti Es Kopi Susu Gula Aren dan Matcha Latte, yang ternyata sukses besar. Omzet melonjak hingga Rp14.500.000. Namun, tantangan muncul di bulan ke-10 ketika ada gerai kopi waralaba yang membuka cabang di terminal. Omzet turun menjadi Rp12.000.000, tetapi Nur Ilmi segera beradaptasi dengan menawarkan paket hemat "Kopi + Roti Bakar" bekerja sama dengan pedagang sekitar. Hasilnya, omzet kembali naik menjadi Rp17.500.000 di bulan ke-12.
Kini, bisnisnya telah berjalan lebih dari satu tahun dengan omzet stabil di kisaran Rp15.000.000 hingga Rp20.000.000 per bulan. Ia bahkan berencana untuk membuka gerai kedua di terminal lain!
4. Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan:
- Target pasar luas karena terminal selalu ramai.
- Pelanggan tetap mulai terbentuk, meningkatkan loyalitas.
- Biaya operasional lebih rendah dibandingkan di pusat perbelanjaan besar.
Kerugian:
- Ketergantungan pada cuaca; hujan deras mengurangi jumlah pelanggan.
- Persaingan ketat dengan penjual kopi lain.
- Harus menjaga kebersihan ekstra karena beroperasi di lingkungan terminal.
5. Strategi Pengembangan Usaha
Agar bisnis Kopi Tancap Gas tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang, Nur Ilmi Amalia menyusun strategi pengembangan usaha yang mencakup berbagai aspek penting: ekspansi produk, pemasaran, ekspansi lokasi, dan efisiensi operasional. Berikut adalah strategi yang diterapkan beserta contoh konkretnya:
A. Ekspansi Produk
Inovasi dalam menu menjadi kunci utama untuk mempertahankan pelanggan lama dan menarik pelanggan baru. Nur Ilmi memahami bahwa selera pelanggan terus berubah, sehingga ia berusaha menghadirkan variasi minuman yang menarik.
Contoh Penerapan:
-
Menambahkan Menu Baru
- Selain Es Kopi Susu Gula Aren, ia mulai menawarkan Es Kopi Kelapa Muda yang menyegarkan untuk menarik lebih banyak pelanggan, terutama di musim panas.
- Varian kopi tanpa gula untuk pelanggan yang lebih peduli kesehatan juga diperkenalkan.
-
Paket Hemat "Ngopi Seru"
- Nur Ilmi bekerja sama dengan pedagang sekitar untuk menawarkan paket "Kopi + Roti Bakar" atau "Kopi + Pisang Goreng" dengan harga lebih murah dibandingkan membeli secara terpisah.
- Paket ini terbukti meningkatkan omzet karena pelanggan lebih tertarik membeli dalam jumlah lebih banyak.
B. Pemasaran dan Branding
Agar usaha semakin dikenal, strategi pemasaran yang efektif perlu diterapkan. Nur Ilmi memanfaatkan media sosial dan promosi offline untuk meningkatkan daya tarik bisnisnya.
Contoh Penerapan:
-
Optimasi Media Sosial
- Ia membuat akun Instagram dan TikTok khusus untuk Kopi Tancap Gas, menampilkan foto minuman, promo harian, dan testimoni pelanggan.
- Ia juga mengadakan giveaway sederhana, seperti "Beli 2 Gratis 1 untuk 10 pelanggan pertama yang follow akun IG bisnisnya".
-
Kartu Loyalitas
- Pelanggan yang membeli 10 kali akan mendapatkan 1 gelas kopi gratis.
- Strategi ini berhasil mendorong pelanggan untuk kembali membeli dan meningkatkan retensi pelanggan.
-
Promosi Musiman
- Di bulan Ramadan, ia menawarkan paket "Ngabuburit Hemat" yang berisi Es Kopi dan Takjil.
- Saat musim hujan, ia memberikan promo "Hangatkan Diri" dengan diskon untuk kopi panas.
C. Ekspansi Lokasi
Nur Ilmi menyadari bahwa satu lokasi saja tidak cukup untuk memperluas pasarnya. Maka, ia mulai merancang strategi ekspansi ke lokasi lain.
Contoh Penerapan:
-
Membuka Cabang Baru
- Setelah bisnis di terminal pertama stabil, ia mulai survei ke terminal lain yang memiliki jumlah penumpang tinggi dan mendirikan cabang baru dengan konsep yang sama.
- Cabang kedua dibuka di stasiun kereta, yang juga memiliki lalu lintas pelanggan tinggi.
-
Menawarkan Franchise Sederhana
- Ia membuat paket kemitraan sederhana untuk teman atau kenalannya yang tertarik membuka usaha kopi dengan modal minimal.
- Dengan sistem bagi hasil, ia bisa mendapatkan keuntungan tanpa harus mengelola langsung cabang baru.
D. Efisiensi Operasional
Untuk memastikan biaya operasional tetap efisien dan tidak membebani bisnis, Nur Ilmi menerapkan strategi pengelolaan yang lebih baik.
Contoh Penerapan:
-
Bekerja Sama dengan Supplier Tetap
- Ia mencari pemasok bahan baku seperti biji kopi, susu, dan es batu yang bisa memberikan harga lebih murah jika membeli dalam jumlah banyak.
- Dengan sistem pembelian grosir, ia bisa menghemat hingga 20% dari biaya bahan baku.
-
Menggunakan Mesin Kopi yang Lebih Efisien
- Awalnya menggunakan mesin kopi manual, namun setelah omzet stabil, ia berinvestasi dalam mesin kopi semi-otomatis agar bisa melayani pelanggan lebih cepat dan meningkatkan efisiensi produksi.
-
Mengurangi Limbah Kemasan
- Untuk mengurangi biaya kemasan, ia memberikan diskon Rp2.000 bagi pelanggan yang membawa tumbler sendiri.
- Selain lebih hemat, strategi ini juga menarik perhatian pelanggan yang peduli terhadap lingkungan.
6. Kesimpulan
Dari hanya sebuah ide sederhana yang lahir di terminal, Kopi Tancap Gas berkembang menjadi bisnis yang sukses dan terus tumbuh. Nur Ilmi Amalia membuktikan bahwa dengan modal terbatas, tetapi dengan strategi yang tepat dan semangat pantang menyerah, sebuah usaha kecil bisa berkembang menjadi bisnis yang besar dan stabil.
Keberhasilannya tidak diraih dalam semalam. Ia mengalami tantangan besar, mulai dari persaingan ketat, kendala cuaca, hingga penurunan omzet. Namun, berkat kreativitas, inovasi, dan adaptasi cepat, ia berhasil mengatasi setiap rintangan.
Kini, Kopi Tancap Gas tidak hanya sekadar warung kopi di terminal, tetapi telah menjadi brand yang dikenal di berbagai lokasi. Rencananya untuk ekspansi terus berjalan, dan impian membuka lebih banyak cabang di berbagai kota mulai terlihat nyata.
Kesuksesan Nur Ilmi mengajarkan kita bahwa usaha kecil pun bisa menjadi besar jika dikelola dengan baik, berinovasi secara konsisten, dan tetap fokus pada kepuasan pelanggan.









.jpg)


