Skip to content
  • Home
  • Contact
  • Sitemap
  • Bisnis
  • Hiburan
Cepat Cuan

Banner Jam dan Sosmed

BOEGIS FASHION STORE
  • HOME
  • USAHA RUMAHAN
    • Kuliner Rumahan
    • Kuliner Dan Catering
    • Fashion Dan Aksesoris
    • Kecantikan Dan Perawatan
    • Online Dan Digital
    • Rumah Tangga Dan Kebersihan
    • Pendidikan Dan Kreatif
    • Ternak Dan Pertanian
    • Hiburan Dan Hobi
    • Unik Dan Anti Mainstream
  • SIDE HUSTLE
    • Freelance Writing Dan Blogging
    • Desain Grafis Dan Kreatif
    • Video Dan Audio Editing
    • Social Media Dan Influencer
    • Data Dan Analisis
    • Selling Dan E-commerce
    • Coding Dan IT
    • Pendidikan Dan Les Privat
    • Game Dan Hobi
    • Side Hustle Unik
  • BISNIS ONLINE
    • Jasa Freelance
    • Affiliate Marketing
    • Jasa Digital
    • Produk Digital
    • Dropshipper
    • Payment Point Online Bank
    • Content Creator
    • Reseller
    • Pendidikan Online
    • Virtual Assistant
  • Follow Us
  • HOME
  • Kisah Sukses
  • Kisah Kegagalan
  • Modal Awal
  • Tanpa Modal
  • Bisnis Online
  • Lokasi Strategis
  • Strategi Bisnis

Banner Jam dan Sosmed

TOMMACCA

Rahasia Resep Masakan

Rahasia Resep Masakan

Label Resep Masakan

  • Resep Dimsum
  • Resep Gorengan
  • Resep Keripik
  • Resep Roti & Kue Basah

Label 2 Bisnis

Rahasia Resep Masakan

Label Bisnis

  • Bisnis Fashion
  • Bisnis Kekinian
  • Bisnis Kuliner
  • Bisnis Minuman
  • Bisnis Modal Kecil
  • Bisnis Online
  • Bisnis Rumahan
  • Bisnis Sampingan
  • Bisnis UMKM

KERJA ONLINE

Wordpress
banner

Misteri di Balik Kebangkrutan Usaha Ternak dan Pertanian Kecil, Apakah Sengaja Dimatikan?


Indonesia dikenal sebagai negara agraris, tetapi fakta di lapangan menunjukkan ironi yang mencolok: petani dan peternak kecil terus terjepit, banyak yang bangkrut, dan beberapa bahkan meninggalkan sektor ini sama sekali. Sementara itu, perusahaan besar di bidang pertanian dan peternakan semakin kuat dan menguasai rantai distribusi. Apakah ini sekadar hukum pasar, atau ada skenario yang lebih dalam untuk menyingkirkan para pelaku usaha kecil?

1. Dominasi Perusahaan Besar dan Matinya Kemandirian Petani serta Peternak Kecil

Data dari Sensus Pertanian 2023 menunjukkan bahwa lebih dari 60% petani di Indonesia hanya memiliki lahan kurang dari 0,5 hektare. Dengan skala usaha sekecil ini, mereka sulit mencapai efisiensi ekonomi, apalagi bersaing dengan korporasi yang menguasai lahan luas dengan teknologi canggih.

Di sektor peternakan, situasi serupa terjadi. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk menguasai 32% pangsa pasar pakan ternak nasional, sementara pemain lain seperti PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk juga memiliki dominasi kuat. Ketika harga pakan naik, peternak kecil tak punya pilihan selain tetap membeli, meskipun itu berarti mereka harus menjual hasil ternak dengan margin keuntungan yang sangat kecil.

Selain itu, industri benih juga dikendalikan oleh perusahaan besar, yang sebagian berafiliasi dengan entitas asing. Benih unggul yang diandalkan petani sering kali hanya bisa dibeli dari segelintir perusahaan besar, sehingga petani semakin tergantung pada mereka. Ketika harga benih naik atau ketersediaannya dikendalikan, petani kecil tidak memiliki alternatif lain.

2. Permainan Harga yang Selalu Menghancurkan Usaha Kecil

Salah satu pola yang paling mencurigakan adalah fluktuasi harga yang sering kali terjadi di waktu yang "tepat". Ketika petani sedang panen raya, harga produk mereka justru anjlok. Namun, ketika mereka tidak memiliki stok, harga di pasar tiba-tiba melonjak. Fenomena ini bukan kebetulan, tetapi sering kali melibatkan rantai distribusi yang dikendalikan oleh segelintir pemain besar.

  • Ketika petani bawang mengalami panen besar, harga bawang putih di tingkat petani bisa jatuh drastis, tetapi harga di pasar tetap tinggi karena adanya stok impor yang masuk di saat bersamaan.

  • Harga ayam di peternak kecil sering kali jatuh hingga di bawah biaya produksi, tetapi di pasar modern harga daging ayam tetap stabil atau bahkan naik.

  • Petani tebu mengeluhkan serbuan gula impor, yang membuat harga gula lokal sulit bersaing.

Fenomena ini menunjukkan kemungkinan adanya permainan harga yang sistematis, di mana petani dan peternak kecil terus-menerus berada di pihak yang dirugikan.

3. Kebijakan Impor: Kebetulan atau Senjata untuk Mematikan Usaha Kecil?

Setiap kali ada lonjakan harga produk pertanian atau peternakan lokal, solusi yang sering diambil pemerintah adalah membuka keran impor. Hal ini memang bisa menekan inflasi, tetapi dalam jangka panjang, impor yang tidak terkendali justru membunuh usaha lokal.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa 95% kebutuhan bawang putih nasional dipenuhi dari impor. Demikian pula dengan daging sapi, gula, kedelai, dan beberapa komoditas lain yang seharusnya bisa diproduksi di dalam negeri.

Menurut laporan WTO (World Trade Organization), banyak negara maju memberikan subsidi besar kepada petani mereka agar bisa mengekspor produk dengan harga murah. Akibatnya, produk impor dari negara-negara ini masuk ke Indonesia dengan harga lebih rendah dari biaya produksi lokal. Ini membuat usaha kecil semakin sulit bersaing dan akhirnya tumbang.

4. Pola Kebangkrutan Usaha Kecil: Bukan Sekadar Gagal Bersaing?

Jika diperhatikan lebih dalam, ada pola yang terus berulang dalam kebangkrutan usaha pertanian dan peternakan kecil:

  1. Kenaikan harga input produksi (pakan, benih, pupuk) yang terus meningkat, tetapi harga jual hasil produksi petani dan peternak justru tidak ikut naik.

  2. Gagal panen akibat perubahan iklim atau serangan hama yang semakin sulit dikendalikan, di saat yang sama, benih dan pestisida semakin mahal dan sulit didapatkan.

  3. Tekanan dari kebijakan impor yang menyebabkan harga produk lokal jatuh.

  4. Kurangnya akses ke pasar yang adil, di mana petani dan peternak kecil bergantung pada tengkulak atau distributor besar yang mengendalikan harga.

Jika ini hanya terjadi sekali atau dua kali, mungkin bisa dianggap sebagai faktor kebetulan. Namun, ketika pola ini terus terjadi dari tahun ke tahun, sulit untuk mengabaikan kemungkinan adanya pihak yang diuntungkan dari kehancuran usaha kecil.

5. Apakah Ada yang Sengaja Mematikan Usaha Kecil?

Banyak pihak menduga bahwa kebangkrutan usaha ternak dan pertanian kecil bukan sekadar kegagalan pasar, melainkan bagian dari strategi bisnis global yang disengaja. Beberapa indikasi yang perlu diperhatikan:

  • Dominasi perusahaan besar dalam rantai pasokan, yang membuat petani dan peternak kecil tidak memiliki daya tawar.

  • Kebijakan yang lebih berpihak pada impor, yang menekan daya saing produk lokal.

  • Meningkatnya ketergantungan pada produk pertanian dan peternakan dari luar negeri, yang berisiko melemahkan ketahanan pangan nasional.

Menurut Prof. Bustanul Arifin, seorang pakar ekonomi pertanian dari Universitas Lampung, kebijakan pangan yang tidak berpihak pada petani kecil akan mempercepat alih fungsi lahan dan membuat ketahanan pangan semakin rentan. Ini berarti, jika dibiarkan, kita bisa kehilangan sumber pangan lokal dan semakin tergantung pada pasokan dari luar negeri.

6. Apa yang Bisa Dilakukan?

Jika usaha kecil terus dimatikan, maka masa depan kemandirian pangan Indonesia akan semakin suram. Namun, bukan berarti tidak ada solusi. Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk melawan tren ini antara lain:

  1. Membangun koperasi petani dan peternak yang lebih kuat, agar mereka memiliki daya tawar yang lebih tinggi dalam menghadapi distributor besar.

  2. Mengembangkan pakan dan benih lokal, agar tidak terlalu bergantung pada korporasi besar.

  3. Memperkuat pasar langsung, misalnya dengan menjual produk pertanian dan peternakan melalui platform digital tanpa perantara.

  4. Mendorong kebijakan yang lebih berpihak pada petani dan peternak kecil, agar mereka mendapatkan subsidi yang setara dengan yang diberikan negara lain kepada petani mereka.

Kesimpulan: Akankah Usaha Kecil Benar-Benar Dibiarkan Mati?

Meskipun tidak ada bukti langsung yang menunjukkan bahwa ada konspirasi global untuk mematikan usaha ternak dan pertanian kecil, pola yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa mereka memang berada dalam tekanan sistematis. Jika tidak ada langkah nyata untuk memperkuat posisi mereka, maka dalam beberapa tahun ke depan, kita mungkin hanya akan melihat pertanian dan peternakan yang dikuasai oleh korporasi besar.

Pertanyaannya sekarang: Apakah ini sekadar seleksi alam ekonomi, atau memang ada pihak yang sengaja mengatur agar petani dan peternak kecil tidak lagi memiliki tempat di industri ini?

Baca Juga
Info Blog :
Blog ini hadir untuk memberikan inspirasi bisnis terbaru dan analisis ekonomi dengan gaya penulisan ringan. Mulai dari ide sederhana hingga strategi besar, semua bisa kamu temukan di sini. Cocok untuk pemula maupun pebisnis berpengalaman yang ingin terus berkembang dan menemukan peluang baru yang belum banyak diketahui.
Simpan Link dan Bagikan :
Penting : Agar anda dapat kembali mengakses web/blog ini dikemudian hari, maka silahkan bagikan artikel ini ke Media sosial anda.
Komentar Facebook :
Artikel Terbaik impor pangan kebijakan pangan kedaulatan pangan konspirasi agribisnis mafia pangan monopoli pertanian petani kecil peternak kecil Ternak dan Pertanian usaha pertanian usaha ternak
Artikel Terbaru Artikel Lainnya Beranda

Recent Post dan Search

BERITA HACKERS


POPULER HARI INI

Recent Post

Artikel Populer
Artikel Terbaik

Daftar Usaha

Rekomendasi Usaha
+Usaha Jualan Gorengan
+Usaha Jualan Keripik
+Usaha Jualan Dimsum
+Usaha Jualan Roti dan Kue Basah
+Usaha Jualan Es Kopi Susu

Judul Follow Me

Follow Me :

Follow Me :

Tentang Blog

Tentang Blog

Blog ini membahas ide bisnis, peluang usaha, dan analisis ekonomi dari sudut pandang yang tidak biasa. Artikel ditulis sederhana, kritis, mudah dipahami, dan bisa langsung diterapkan. Cocok untuk pemula hingga pelaku bisnis berpengalaman yang ingin menemukan peluang baru dan menantang pola pikir umum.

Dapat kami pastikan anda akan semakin cerdas setelah membaca artikel kami. Karena kami mengasah Otak dan Pola Pikir anda untuk berkembang dan semakin maju kedepannya...

Kebijakan Konten

Kebijakan Konten

Dilarang keras menerbitkan artikel tentang perjudian, konten pornography dan hal-hal yang memicu sara. Jika ditemukan konten yang dianggap melanggar ketentuan pembina blog, maka blog akan ditutup secara permanen.

Blog ini berada dibawah binaan :

Andi Akbar Muzfa, SH.

Pimpinan Advokat Kantor Hukum ABR & Partners
Ketua Blogger Nusantara

Penulis Blog

Penulis Blog

Blog ini merupakan Blog Generasi Pertama yang diremajakan beberapa admin dari kalangan Mahasiswa diantaranya :
  • Fakultas Ekonomi
  • Fakultas Ilmu Administrasi
  • Fakultas Ilmu Komputer
  • Fakultas Hukum
  • Fakultas Psikologi
Kami semua memiliki prinsip yang sama yaitu "ilmu yang tidak diamalkan bagaikan pohon yang tak berbuah"

Profil Admin Blog

Profil Admin

Admin : Sri Rahayu, SE.
Profesi : Wirausaha.
Kota asal : Makassar, Sulawesi Selatan.
Alamat saat ini : Bandung, Jawa Barat, Indonesia

Terimakasih telah mengunjungi Blog kami yang sederhana ini dan semoga bermanfaat, jangan lupa Follow me on :

Facebook  Twitter  Instagram Linkedin Path
Copyright © Cepat Cuan | Theme by Anonymous Indonesia | Distributed By Andi AM - Update 270225. All Right Reserved
Blogger Academia Blog ini terdaftar sebagai Alumni Blogger Academia tahun 2016 dengan Nomor Induk Blogger NIB: 016883776, dan dinyatakan Lulus sebagai salahsatu dari 100 Web/Blog Terbaik Blogger Academia tahun 2016.

Mohon laporkan jika terjadi penyalahgunaan Blog dan atau terdapat pelanggaran terhadap konten/artikel yang terindikasi memuat unsur Pornografi, Perjudian dan Hal-hal berbau Sara.

Hormat kami,

Andi Akbar Muzfa, SH
Ketua Blogger Academia
Pimpinan Advokat dan Konsultan Hukum ABR & Partners
>> Laporkan Artikel Kebijakan Konten