Strategi Penentuan Target Pasar (Target Market) Jualan Gorengan (Tahu Isi, Tempe Mendoan, Pisang Goreng)
Penentuan target pasar yang tepat sangat penting dalam bisnis kuliner, terutama untuk jualan gorengan seperti tahu isi, tempe mendoan, dan pisang goreng. Strategi ini membantu menentukan siapa pelanggan potensial, bagaimana cara menarik perhatian mereka, serta meningkatkan peluang penjualan secara maksimal.
1. Segmentasi Pasar (Segmentation)
Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar menjadi kelompok-kelompok kecil berdasarkan karakteristik tertentu. Segmentasi ini membantu memahami kebutuhan dan kebiasaan konsumen lebih mendalam.
a. Segmentasi Demografis
Usia: 15 – 45 tahun, karena kelompok usia ini cenderung suka ngemil dan mencari makanan ringan.
Contoh: Siswa sekolah membeli gorengan saat jam istirahat atau mahasiswa saat menunggu jam kuliah.
Jenis Kelamin: Pria dan wanita tanpa batasan, karena gorengan disukai semua kalangan.
Contoh: Pria lebih suka tempe mendoan, sementara wanita sering memilih pisang goreng.
Pekerjaan: Pelajar, mahasiswa, karyawan, dan ibu rumah tangga yang membutuhkan camilan di sela aktivitas.
Contoh: Karyawan membeli gorengan saat istirahat sore di dekat kantor.
Pendapatan: Kelas menengah ke bawah hingga menengah ke atas, karena gorengan merupakan makanan dengan harga terjangkau.
Contoh: Orang dengan pendapatan rendah membeli gorengan sebagai camilan murah meriah.
b. Segmentasi Geografis
Lokasi Strategis: Area padat penduduk, perkantoran, sekolah, kampus, pasar, atau tempat-tempat ramai lainnya.
Contoh: Jualan di dekat sekolah atau kampus, karena banyak orang mencari camilan di sana.
Lingkungan: Perkotaan dan pedesaan dengan kebiasaan konsumsi gorengan tinggi.
Contoh: Pedesaan lebih suka gorengan tradisional seperti tempe mendoan.
c. Segmentasi Psikografis
Gaya Hidup: Orang yang suka makanan ringan, penggemar makanan tradisional, atau pecinta makanan murah.
Contoh: Anak muda yang suka nongkrong di warkop sambil makan gorengan.
Nilai & Preferensi: Konsumen yang menyukai makanan sederhana, hangat, dan praktis.
Contoh: Ibu rumah tangga yang membeli tahu isi untuk camilan keluarga di sore hari.
d. Segmentasi Perilaku Konsumen
Frekuensi Pembelian: Harian atau mingguan, terutama di waktu pagi, sore, atau malam.
Contoh: Pembeli tetap yang setiap sore mampir untuk membeli 5 gorengan.
Alasan Membeli: Harga terjangkau, rasa lezat, atau kemudahan mendapatkan.
Contoh: Mahasiswa memilih gorengan karena lebih murah daripada makanan berat.
Loyalitas: Konsumen yang sering kembali jika merasa puas dengan rasa dan harga.
Contoh: Pelanggan yang selalu membeli gorengan di tempat yang sama karena rasa enaknya.
2. Penentuan Target Pasar (Targeting)
Setelah pasar disegmentasi, pilih segmen yang paling berpotensi mendatangkan keuntungan.
Target Pasar Utama:
Pelajar & Mahasiswa: Membutuhkan camilan murah saat istirahat atau nongkrong.
Contoh: Warung gorengan di depan sekolah yang ramai saat jam istirahat.
Karyawan Kantoran: Camilan sore sebagai teman minum kopi atau teh.
Contoh: Penjual gorengan di dekat kantor yang buka dari sore hingga malam.
Ibu Rumah Tangga: Membeli gorengan sebagai camilan untuk keluarga di rumah.
Contoh: Ibu-ibu yang membeli gorengan saat belanja di pasar.
Target Pasar Tambahan:
Pedagang di Pasar: Membeli dalam jumlah banyak untuk dijual kembali.
Contoh: Warung kopi membeli gorengan dalam jumlah besar untuk dijual ulang.
Komunitas atau Acara Kecil: Pesanan dalam jumlah banyak untuk acara keluarga atau pertemuan.
Contoh: Pesanan 100 gorengan untuk arisan keluarga.
3. Posisi Pasar (Positioning)
Positioning adalah bagaimana produk dipersepsikan oleh konsumen di pasar.
Pilihan Positioning:
Harga Terjangkau, Rasa Berkualitas: Menonjolkan gorengan murah tetapi tetap enak dan higienis.
Contoh: Tahu isi dengan sambal kacang yang enak tetapi hanya Rp 2.000 per biji.
Gorengan Fresh dan Hangat: Menyediakan gorengan yang selalu baru digoreng saat ada pesanan.
Contoh: Penjual yang menggoreng tempe mendoan saat pembeli datang.
Camilan Tradisional Sehat: Menggunakan minyak baru setiap hari dan bahan segar tanpa pengawet.
Contoh: Pisang goreng tanpa bahan pengawet dan digoreng dengan minyak baru.
4. Analisis Kompetitor
Mempelajari pesaing membantu mengetahui kelebihan dan kekurangan yang bisa dijadikan peluang bisnis.
Hal yang Harus Dianalisis:
Harga jual
Rasa dan kualitas produk
Lokasi jualan
Kebersihan
Pelayanan pelanggan
Variasi menu
Strategi Bersaing:
Tambahkan saus atau sambal gratis
Buat paket hemat (gorengan + teh atau kopi)
Berikan pelayanan ramah dan cepat
5. Strategi Pemasaran (Marketing Mix)
Marketing Mix adalah gabungan strategi pemasaran yang terdiri dari 4P (Product, Price, Place, Promotion).
a. Product (Produk)
Tahu isi dengan isian sayuran
Tempe mendoan kriuk
Pisang goreng manis
Tambahan saus sambal atau sambal kacang
b. Price (Harga)
Harga terjangkau: Rp 2.000 – Rp 3.000 per biji
Paket hemat: 10 gorengan + teh hangat dengan harga lebih murah
c. Place (Tempat)
Berjualan di depan rumah
Titip jual di warung kopi
Lokasi strategis seperti sekolah, pasar, dan kampus
Sistem pre-order melalui WhatsApp
d. Promotion (Promosi)
Promosi di media sosial (Instagram, Facebook, WhatsApp)
Promo beli 10 gratis 1
Diskon khusus jam sibuk (pagi dan sore)
Kolaborasi dengan layanan pesan antar (GoFood, GrabFood)
6. Evaluasi dan Pengembangan
Evaluasi secara berkala untuk mengetahui kepuasan pelanggan dan pengembangan bisnis.
Cara Evaluasi:
Kumpulkan feedback dari pelanggan
Buat survei rasa dan harga melalui media sosial
Pantau penjualan harian
Pengembangan Produk:
Tambah varian gorengan seperti tahu isi pedas, pisang coklat, atau risoles
Inovasi packaging ramah lingkungan
Pelayanan online melalui WhatsApp dan marketplace
Kesimpulan
Penentuan target pasar yang tepat akan membuat bisnis jualan gorengan lebih efektif dan laris. Dengan membidik segmen pasar yang memiliki kebutuhan tinggi, seperti pelajar, mahasiswa, dan karyawan, serta menawarkan harga terjangkau dan pelayanan terbaik, bisnis ini bisa berkembang pesat. Perpaduan strategi pemasaran offline dan online juga akan memperluas jangkauan pelanggan dan meningkatkan penjualan secara signifikan.
Jika strategi ini dijalankan secara konsisten, bisnis gorengan memiliki peluang besar untuk bertahan dan berkembang di tengah persaingan.









.jpg)


