Usaha Es Kopi Kekinian di Daerah Objek Wisata
I. Awal Perjalanan
Nur Diana, seorang mantan karyawan bank berusia 32 tahun, memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya demi mengejar impian menjadi pengusaha. Ia selalu mencintai dunia kuliner, khususnya kopi. Saat berlibur ke sebuah daerah wisata terkenal pada akhir 2023, ia menyadari bahwa banyak wisatawan mencari minuman segar dan unik yang bisa mereka nikmati sambil menikmati pemandangan alam. Dari situ, lahirlah ide untuk membuka usaha es kopi kekinian dengan konsep khas yang menarik bagi wisatawan.
Dengan modal terbatas namun penuh semangat, Diana memulai bisnisnya pada awal tahun 2024. Ia memilih lokasi strategis di dekat kawasan wisata populer, mengontrak kios kecil, dan menyusun strategi agar produknya menarik perhatian para pelancong.
II. Modal Awal
Diana menyusun anggaran dengan cermat agar modalnya cukup untuk memulai bisnis dengan kualitas terbaik. Berikut adalah rincian modal awalnya:
A. Peralatan
| Item | Jumlah | Harga Satuan (Rp) | Total (Rp) |
|---|---|---|---|
| Mesin espresso second | 1 | 4.500.000 | 4.500.000 |
| Blender | 1 | 600.000 | 600.000 |
| Cooler box besar | 2 | 250.000 | 500.000 |
| Timbangan digital | 1 | 200.000 | 200.000 |
| Dispenser air minum | 1 | 350.000 | 350.000 |
B. Bahan Baku
| Item | Jumlah | Harga Satuan (Rp) | Total (Rp) |
| Biji kopi premium (5 kg) | 5 kg | 160.000/kg | 800.000 |
| Susu segar (30 liter) | 30 liter | 30.000/liter | 900.000 |
| Gula aren | 5 kg | 55.000/kg | 275.000 |
| Sirup berbagai rasa | 4 botol | 120.000/botol | 480.000 |
| Es batu (stok awal) | 15 kantong | 10.000/kantong | 150.000 |
C. Kemasan
| Item | Jumlah | Harga Satuan (Rp) | Total (Rp) |
| Gelas plastik + tutup (600 pcs) | 600 pcs | 1.300/pcs | 780.000 |
| Sedotan dan sendok takar | - | - | 180.000 |
D. Operasional Awal
| Item | Jumlah | Harga Satuan (Rp) | Total (Rp) |
| Sewa tempat (3 bulan) | 1 | 1.200.000/bulan | 3.600.000 |
| Desain branding dan spanduk | 1 | 600.000 | 600.000 |
| Promosi awal (media sosial & brosur) | - | - | 700.000 |
E. Total Modal
| Kategori | Total (Rp) |
| Peralatan | 6.150.000 |
| Bahan Baku | 2.605.000 |
| Kemasan | 960.000 |
| Operasional Awal | 4.900.000 |
| Total Modal | 14.615.000 |
III. Perjalanan Usaha dan Omzet
Bulan pertama adalah masa adaptasi yang penuh tantangan. Dengan omzet harian berkisar Rp300.000, Diana berhasil mengumpulkan Rp9.000.000 dalam sebulan. Namun, biaya operasional yang cukup tinggi membuat keuntungan masih tipis. Diana mulai menerapkan strategi promosi seperti memberikan diskon bagi pelanggan yang mengunggah foto minumannya di media sosial.
Di bulan ketiga, strategi ini mulai membuahkan hasil. Para wisatawan semakin tertarik dan omzet meningkat menjadi Rp13.500.000 per bulan. Memasuki bulan keenam, Diana bekerja sama dengan influencer lokal untuk mempromosikan produknya. Hasilnya luar biasa—omzet naik drastis hingga Rp22.800.000!
Pada bulan ke-10, Diana menghadapi tantangan baru. Musim hujan membuat jumlah pengunjung wisata menurun, menyebabkan omzet turun menjadi Rp18.500.000. Ia tidak menyerah dan mulai menawarkan layanan pesan antar untuk penginapan dan hotel sekitar. Berkat strategi ini, omzetnya kembali naik hingga Rp26.400.000 di bulan ke-12!
Kini, setelah lebih dari satu tahun berjalan, usaha Diana stabil dengan omzet bulanan antara Rp24.000.000 hingga Rp30.000.000. Ia bahkan berencana membuka cabang di lokasi wisata lainnya.
IV. Keuntungan dan Kerugian
A. Keuntungan:
Lokasi wisata menawarkan pasar yang besar dengan pelanggan baru setiap harinya.
Produk es kopi kekinian sangat diminati oleh wisatawan yang mencari minuman segar.
Potensi keuntungan tinggi jika strategi pemasaran tepat.
B. Kerugian:
Omzet sangat bergantung pada musim liburan dan cuaca.
Persaingan cukup ketat dengan banyak usaha sejenis.
Biaya operasional tinggi, terutama untuk sewa tempat dan bahan baku berkualitas.
V. Suka dan Duka dalam Perjalanan Bisnis
A. Suka:
Diana merasa bahagia melihat para wisatawan menikmati kopinya, mengunggah foto di media sosial, dan kembali lagi untuk membeli. Pencapaian terbesar baginya adalah saat seorang pelanggan dari luar kota mengatakan bahwa es kopi buatannya adalah yang terbaik yang pernah mereka coba.
B. Duka:
Namun, ada hari-hari yang berat. Pernah dalam seminggu, hujan deras membuat penjualannya turun drastis hingga ia hampir putus asa. Pernah juga bahan baku datang terlambat karena akses jalan menuju lokasi wisata tertutup akibat longsor. Meski demikian, Diana selalu bangkit dan mencari solusi agar bisnisnya tetap berjalan.
VI. Strategi Pengembangan Usaha Es Kopi di Daerah Objek Wisata
Mengembangkan usaha es kopi kekinian di daerah objek wisata membutuhkan strategi yang matang agar bisnis tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dan menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Dalam strategi ini, fokus utama adalah meningkatkan visibilitas merek, memperluas jangkauan pasar, serta mengoptimalkan efisiensi operasional. Berikut adalah strategi pengembangan yang dapat diterapkan oleh Nur Diana dalam mengembangkan usahanya.
VII. Strategi Pengembangan Usaha
A. Ekspansi Lokasi dan Distribusi
Membuka Cabang Baru
Setelah usaha berjalan stabil dengan omzet yang konsisten, membuka cabang di objek wisata lain menjadi langkah logis.
Contoh: Jika usaha pertama berada di kawasan wisata pantai, cabang berikutnya dapat dibuka di daerah pegunungan atau taman rekreasi.
Kemitraan dengan Warung atau Toko Oleh-oleh
Menawarkan produk es kopi dalam bentuk botol kemasan yang dapat dijual di warung sekitar objek wisata.
Contoh: Menyediakan "Es Kopi Susu Kekinian" dalam botol 250ml yang bisa dibeli wisatawan sebagai oleh-oleh.
Kolaborasi dengan Akomodasi dan Restoran Lokal
Menjalin kerja sama dengan hotel, vila, atau penginapan untuk menyediakan es kopi sebagai bagian dari menu mereka.
Contoh: Hotel menawarkan paket "Breakfast with Signature Iced Coffee" menggunakan produk dari usaha Diana.
B. Diversifikasi Produk
Menambahkan Varian Menu
Menyesuaikan dengan tren dan permintaan pelanggan, seperti menyediakan varian kopi non-dairy atau rendah gula.
Contoh: Menyediakan "Es Kopi Gula Aren Rendah Kalori" untuk pelanggan yang peduli kesehatan.
Produk Musiman atau Terbatas
Meluncurkan varian khusus pada musim tertentu, misalnya "Es Kopi Kelapa Muda" untuk musim panas.
Contoh: Setiap tiga bulan, menghadirkan varian rasa baru seperti "Es Kopi Caramel Pandan."
Menjual Produk Pendamping
Menambahkan makanan ringan seperti cookies, croissant, atau brownies untuk meningkatkan nilai transaksi.
Contoh: Paket "Es Kopi + Croissant" dengan harga bundling yang lebih murah.
C. Optimalisasi Pemasaran dan Branding
Pemasaran Digital (Media Sosial & Website)
Menggunakan Instagram, TikTok, dan Facebook untuk mempromosikan produk dengan konten menarik.
Contoh: Membuat video "behind the scenes" tentang proses pembuatan es kopi atau testimoni pelanggan.
Program Loyalitas dan Referral
Memberikan poin atau diskon untuk pelanggan setia yang sering membeli.
Contoh: Setiap pembelian 10 es kopi, pelanggan mendapat 1 gratis.
Promosi dengan Influencer Lokal
Mengundang food vlogger atau travel blogger untuk mencicipi dan mereview produk.
Contoh: Seorang travel vlogger terkenal membuat vlog "Hidden Gem Coffee in Bali" yang menampilkan usaha Diana.
D. Efisiensi Operasional dan Manajemen Keuangan
Optimasi Rantai Pasokan
Bekerja sama dengan supplier lokal untuk mendapatkan bahan baku lebih murah dan berkualitas.
Contoh: Menjalin kontrak langsung dengan petani kopi untuk harga lebih stabil.
Penggunaan Teknologi dalam Operasional
Menggunakan aplikasi kasir digital untuk mencatat transaksi dan stok bahan baku.
Contoh: Aplikasi POS (Point of Sale) untuk memantau penjualan secara real-time.
Pelatihan Karyawan
Meningkatkan keterampilan barista dan staf dalam pelayanan pelanggan.
Contoh: Mengadakan pelatihan "Latte Art dan Customer Service" setiap 6 bulan.
VIII. Kesimpulan
Strategi pengembangan usaha harus dilakukan secara bertahap dengan melihat kondisi pasar dan kapasitas bisnis. Dengan ekspansi lokasi, diversifikasi produk, pemasaran yang optimal, serta efisiensi operasional, usaha es kopi kekinian milik Diana dapat berkembang pesat dan menjadi salah satu brand kopi favorit di daerah wisata. Keberlanjutan bisnis tidak hanya bergantung pada omzet, tetapi juga inovasi dan adaptasi terhadap perubahan tren pasar.









.jpg)


