Profil Pemilik Usaha
- Nama Pemilik: Nabila Salsabila
- Usia Saat Memulai Usaha: 23 Tahun
- Nama Usaha: Nabila Bakery & Cake
- Lokasi Usaha: Bandung, Jawa Barat
- Tahun Memulai Usaha: 2022
Awal Mula Memilih dan Memulai Usaha
Nabila Salsabila adalah seorang wanita muda yang penuh semangat dan ambisi. Sejak kecil, ia memiliki hobi membuat kue bersama ibunya di rumah. Bau harum bolu kukus yang baru matang, donat yang lembut dengan taburan gula halus, serta pastel isi ayam yang renyah selalu menjadi bagian dari kehidupannya.
Setelah menyelesaikan kuliahnya di jurusan ekonomi, Nabila menghadapi pilihan yang sulit. Ia bisa memilih untuk bekerja di perusahaan, seperti kebanyakan temannya, atau mencoba merintis usaha sendiri. Dengan keyakinan bahwa makanan adalah kebutuhan yang tidak akan pernah sepi peminat, ia memutuskan untuk memulai usaha di bidang kuliner.
Pada tahun 2022, dengan tabungan yang dikumpulkannya selama kuliah serta tambahan pinjaman dari keluarganya, ia memberanikan diri membuka usaha Nabila Bakery & Cake di Bandung. Ia yakin bahwa produk roti dan kue basah selalu diminati masyarakat, baik untuk sarapan, camilan, maupun acara keluarga.
Namun, tanpa disadari, keputusan ini akan membawanya pada perjalanan penuh tantangan yang jauh lebih sulit dari yang ia bayangkan.
Rincian Modal Awal
Untuk memulai usaha, Nabila menggunakan tabungan pribadinya sebesar lima belas juta rupiah, ditambah dengan pinjaman dari keluarganya sebesar delapan juta rupiah, sehingga total modal awalnya mencapai dua puluh tiga juta rupiah.
| Kebutuhan | Jumlah | Harga Satuan (Rp) | Total (Rp) |
|---|---|---|---|
| Mixer besar | 1 unit | 2.500.000 | 2.500.000 |
| Oven listrik | 1 unit | 3.000.000 | 3.000.000 |
| Kompor gas + tabung | 1 set | 800.000 | 800.000 |
| Bahan baku awal (tepung, telur, gula, dll.) | - | - | 2.000.000 |
| Loyang, cetakan donat, alat lainnya | - | - | 1.200.000 |
| Kemasan & label | - | - | 1.000.000 |
| Sewa tempat 6 bulan | - | - | 9.000.000 |
| Biaya pemasaran (cetak brosur, iklan online) | - | - | 1.500.000 |
| Lain-lain (perizinan, transportasi, dll.) | - | - | 2.000.000 |
| Total Modal Awal | - | - | 23.000.000 |
Strategi Usaha yang Dilakukan Namun Gagal
Pada awalnya, bisnisnya berjalan cukup lancar. Nabila menjual berbagai jenis roti dan kue basah dengan harapan bisa menarik banyak pelanggan. Produk yang dijual antara lain:
- Bolu kukus dengan berbagai varian rasa seperti coklat, pandan, dan keju
- Donat dengan topping gula halus, meses, dan coklat glaze
- Pastel dengan isi ayam dan sayur
- Kue lapis dan risoles yang cocok untuk camilan
Untuk menarik pelanggan, Nabila menerapkan beberapa strategi pemasaran yang dianggapnya cukup efektif:
- Membuka pre-order melalui Instagram dan WhatsApp untuk menjangkau lebih banyak pelanggan
- Menawarkan produknya ke warung kopi dan kantin sekolah dengan sistem titip jual
- Mengikuti bazar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Bandung agar bisnisnya lebih dikenal
- Memberikan promo seperti “Beli tiga gratis satu” untuk menarik minat pembeli
- Menawarkan sistem reseller dengan harapan produk lebih cepat terjual
Dalam sebulan pertama, penjualan cukup menjanjikan. Ia bisa mendapatkan omzet sekitar lima juta hingga tujuh juta rupiah. Namun, tanpa disadari, berbagai masalah mulai muncul satu per satu dan lambat laun menghancurkan usahanya.
Mimpi yang ia bangun dengan penuh harapan mulai runtuh secara perlahan...
Faktor Penyebab Kegagalan
1. Kurangnya Perencanaan yang Matang
Nabila memulai usahanya tanpa rencana bisnis yang jelas. Ia hanya berasumsi bahwa produk kue dan roti akan selalu laku tanpa melakukan riset pasar yang mendalam.
Masalah mulai muncul ketika ia menyadari bahwa persaingan di Bandung sangat ketat. Banyak toko roti besar yang sudah memiliki pelanggan setia, sementara produknya belum memiliki ciri khas yang membedakan dari yang lain. Selain itu, ia tidak mempersiapkan strategi cadangan jika terjadi penurunan penjualan.
Solusi:
Sebelum memulai usaha, penting untuk melakukan riset pasar, memahami pesaing, serta menentukan strategi pemasaran yang lebih efektif. Perencanaan yang matang akan membantu menghindari keputusan yang terburu-buru dan berisiko tinggi.
2. Manajemen Keuangan yang Buruk
Nabila tidak memiliki pencatatan keuangan yang jelas. Uang dari hasil penjualan sering tercampur dengan keuangan pribadi, dan ia sering menggunakan keuntungan untuk keperluan lain.
Selain itu, ia sering menjual produknya dengan harga murah untuk menarik pelanggan, tetapi keuntungannya tidak cukup untuk menutup biaya produksi dan operasional. Lama-kelamaan, keuangan bisnisnya menjadi tidak stabil.
Solusi:
Memisahkan keuangan pribadi dan bisnis sangat penting. Menggunakan aplikasi atau buku pencatatan keuangan dapat membantu pemilik usaha memahami arus kas dan memastikan keberlanjutan bisnis.
3. Strategi Pemasaran yang Tidak Efektif
Meskipun aktif di media sosial, Nabila tidak memiliki strategi pemasaran yang konsisten. Banyak promosi dilakukan tanpa evaluasi, sehingga ia tidak tahu apakah metode yang digunakan efektif atau tidak.
Selain itu, ia hanya mengandalkan promosi gratis tanpa mencoba iklan berbayar atau bekerja sama dengan influencer kuliner. Akibatnya, jangkauan pasarnya sangat terbatas.
Solusi:
Strategi pemasaran harus direncanakan dengan baik. Menggunakan iklan berbayar, bekerja sama dengan influencer, dan membuat konten yang menarik dapat membantu meningkatkan jangkauan pasar.
4. Kurang Memahami Pasar dan Pelanggan
Nabila tidak menyadari bahwa banyak pelanggan di Bandung lebih memilih roti dengan daya tahan lebih lama dibandingkan kue basah yang mudah basi. Selain itu, ia tidak melakukan inovasi produk yang dapat menarik minat pelanggan baru.
Solusi:
Melakukan riset pasar secara rutin sangat penting agar usaha tetap relevan. Memahami kebutuhan pelanggan dan mengikuti tren makanan dapat membantu bisnis bertahan dan berkembang.
5. Tidak Mampu Beradaptasi dengan Perubahan
Ketika penjualan mulai menurun, Nabila tetap menggunakan metode lama tanpa mencoba inovasi baru. Ia tidak mencoba menjual produknya melalui platform online seperti marketplace atau layanan pesan antar.
Solusi:
Seorang pengusaha harus fleksibel dan siap beradaptasi. Jika satu strategi tidak berhasil, segera cari alternatif lain agar bisnis tetap berjalan.
Kesimpulan dan Saran
Setelah berjuang selama hampir dua tahun, Nabila akhirnya terpaksa menutup usahanya karena terus mengalami kerugian. Namun, kegagalan ini tidak membuatnya menyerah. Ia belajar dari kesalahan dan berencana untuk memulai usaha kembali dengan strategi yang lebih matang.
Bagi pemula yang ingin memulai usaha, pastikan untuk memiliki perencanaan yang matang, manajemen keuangan yang baik, serta strategi pemasaran yang efektif. Kegagalan bukan akhir dari segalanya, tetapi kesempatan untuk belajar dan berkembang lebih baik.









.jpg)


