Industri fashion dan aksesori adalah salah satu sektor terbesar di dunia, dengan nilai pasar global yang mencapai ribuan triliun rupiah setiap tahunnya. Namun, di balik kilauan industri ini, ada realitas pahit yang jarang dibahas: kesejahteraan para pekerja yang terlibat dalam produksi pakaian, sepatu, tas, perhiasan, hingga aksesoris fesyen lainnya.
Sebuah laporan dari Global Wage Report dan Fashion Transparency Index mengungkapkan bahwa mayoritas pekerja di industri ini mendapatkan upah jauh di bawah standar kelayakan. Bahkan, di beberapa negara berkembang, seperti Indonesia, Bangladesh, Vietnam, dan India, para buruh garmen hanya memperoleh gaji yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Namun, apakah benar hingga 90% pekerja di industri ini mendapatkan upah di bawah standar kelayakan? Untuk menjawabnya, kita perlu melihat berbagai data, laporan penelitian, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi ketenagakerjaan di sektor ini.
Fakta dan Data Upah Pekerja di Industri Fashion dan Aksesori
Berikut beberapa fakta mengejutkan yang menggambarkan kondisi upah pekerja industri fashion dan aksesori:
-
Laporan Fashion Transparency Index 2023 menunjukkan bahwa 96% perusahaan fashion global tidak mengungkapkan data tentang berapa banyak pekerja dalam rantai pasokan mereka yang menerima upah layak. Ini berarti ada kemungkinan besar sebagian besar pekerja dibayar di bawah standar.
-
ILO (International Labour Organization) mencatat bahwa upah minimum rata-rata buruh garmen di Indonesia hanya berkisar Rp2,5 juta – Rp4,9 juta per bulan, tergantung wilayah, sementara standar kelayakan hidup di beberapa kota besar bisa mencapai Rp6 juta – Rp8 juta per bulan.
-
Sebuah studi dari Clean Clothes Campaign mengungkapkan bahwa di Asia, hanya 1% pekerja industri fashion yang menerima upah layak. Ini berarti bahwa 99% pekerja garmen di kawasan ini bekerja dengan penghasilan yang tidak mencukupi kebutuhan dasar mereka.
-
Di pabrik-pabrik pemasok produk fashion, pekerja sering kali harus bekerja lebih dari 10-12 jam sehari dengan sistem lembur paksa hanya untuk mendapatkan penghasilan yang sedikit lebih tinggi. Bahkan dalam beberapa kasus, mereka tidak mendapatkan tambahan upah lembur yang sesuai aturan.
-
Di Indonesia, banyak UMKM di sektor fashion dan aksesori juga menghadapi tantangan yang sama. Banyak pekerja konveksi, pengrajin tas, sepatu, dan aksesori handmade yang hanya mendapatkan bayaran Rp50.000 – Rp100.000 per hari, jauh dari standar kelayakan.
Mengapa Upah Pekerja Fashion dan Aksesori Sangat Rendah?
Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan rendahnya upah di industri ini:
1. Tekanan Harga dari Merek Besar
Merek-merek fashion global menekan pemasok mereka untuk menekan harga serendah mungkin. Akibatnya, pabrik-pabrik dan produsen aksesori harus memangkas biaya produksi, yang pada akhirnya berdampak pada gaji pekerja.
2. Sistem Outsourcing dan Subkontrak
Banyak merek besar tidak memproduksi barang mereka sendiri, melainkan mengandalkan ribuan pabrik subkontrak. Sistem ini membuat rantai pasokan menjadi tidak transparan, sehingga standar ketenagakerjaan sering diabaikan.
3. Kurangnya Regulasi dan Pengawasan
Di beberapa negara berkembang, regulasi tentang upah layak masih lemah atau tidak ditegakkan dengan baik. Bahkan, dalam banyak kasus, buruh garmen yang mencoba menuntut hak mereka sering menghadapi ancaman PHK.
4. Persaingan Ketat di Industri Fashion Cepat (Fast Fashion)
Model bisnis fast fashion menuntut produksi dalam jumlah besar dengan harga yang sangat murah. Hal ini hanya bisa dicapai dengan cara menekan upah buruh hingga batas paling minimum.
5. Kurangnya Kesadaran Konsumen
Banyak konsumen yang tidak menyadari bahwa produk fashion dan aksesori murah yang mereka beli bisa jadi berasal dari sistem kerja yang tidak adil. Jika lebih banyak orang memahami realitas ini, mereka bisa menekan perusahaan untuk lebih transparan dalam praktik bisnisnya.
Dampak Upah Rendah bagi Pekerja
Upah rendah dalam industri fashion dan aksesori memiliki dampak luas bagi kehidupan pekerja, antara lain:
-
Hidup dalam Kemiskinan: Pekerja sulit mencukupi kebutuhan dasar seperti makanan bergizi, tempat tinggal layak, dan pendidikan bagi anak-anak mereka.
-
Beban Kerja Berlebih: Karena gaji kecil, banyak buruh garmen terpaksa bekerja lembur setiap hari hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
-
Kesehatan Buruk: Pekerja sering kali tidak memiliki akses ke layanan kesehatan yang layak karena keterbatasan penghasilan.
-
Tidak Ada Jaminan Sosial: Banyak pekerja di industri ini tidak memiliki jaminan sosial atau perlindungan tenaga kerja yang memadai.
Bagaimana Solusi untuk Masalah Ini?
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan tindakan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, perusahaan, dan konsumen.
1. Perusahaan Harus Menerapkan Upah Layak
Merek fashion besar dan produsen aksesori harus lebih transparan dalam rantai pasokan mereka dan berkomitmen membayar pekerja dengan upah yang layak.
2. Pemerintah Harus Memperketat Regulasi
Pemerintah perlu memastikan bahwa perusahaan di industri fashion dan aksesori mengikuti standar ketenagakerjaan yang adil dan menindak pelanggaran dengan tegas.
3. Konsumen Harus Lebih Peduli
Kesadaran konsumen bisa menjadi kekuatan besar dalam menekan industri fashion untuk lebih etis. Dengan memilih merek yang transparan dan bertanggung jawab, kita bisa membantu mengubah sistem.
4. Dukungan terhadap UMKM Lokal
UMKM di sektor fashion dan aksesori sering kali berjuang melawan dominasi merek besar. Dengan mendukung produk lokal yang menerapkan praktik bisnis berkelanjutan, kita bisa membantu menciptakan industri yang lebih adil.
Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisis di atas, sangat mungkin bahwa mayoritas pekerja di industri fashion dan aksesori memang menerima upah di bawah standar kelayakan, meskipun angka pastinya mungkin bervariasi tergantung wilayah dan perusahaan.
Namun, fakta bahwa 99% pekerja garmen di Asia menerima upah yang tidak cukup untuk hidup layak adalah realitas yang tidak bisa diabaikan. Ini membuktikan bahwa industri fashion masih jauh dari kata adil bagi para pekerjanya.
Sebagai konsumen, kita memiliki peran penting dalam mendorong perubahan. Dengan lebih selektif dalam memilih produk, mendukung merek yang bertanggung jawab, serta menuntut transparansi dari perusahaan fashion dan aksesori, kita bisa berkontribusi dalam menciptakan industri yang lebih beretika dan berkeadilan bagi semua.
Apakah Anda masih menganggap harga murah dalam fashion tidak memiliki konsekuensi?









.jpg)


