Banyak orang berpikir kalau usaha ternak dan pertanian itu selalu identik dengan capek, kotor, dan harus berjibaku di ladang atau kandang tiap hari. Faktanya, di zaman serba canggih sekarang ini, sudah banyak model usaha ternak dan pertanian yang bisa jalan otomatis, bahkan tanpa kita harus sering-sering muncul di lokasi. Tentu saja bukan berarti tidak butuh kerja keras di awal, tapi kalau disiapkan dengan sistem yang tepat, bisnisnya bisa tumbuh sendiri.
Berikut ini lima usaha ternak dan pertanian yang bisa dijalankan semi-otomatis dengan bantuan teknologi, manajemen tim kecil, dan strategi pemasaran digital. Semua ide ini punya potensi besar, dan yang menarik... beberapa di antaranya belum banyak dimanfaatkan orang.
1. Ternak Ayam Petelur dengan Sistem Smart Cage
Ternak ayam petelur dikenal repot, mulai dari memberi pakan, menjaga suhu kandang, hingga memonitor produksi telur. Tapi sekarang sudah ada yang namanya smart cage system, yaitu kandang dengan sensor otomatis yang bisa memantau suhu, kelembapan, ketersediaan pakan, bahkan menghitung produksi telur secara real-time.
Menurut riset dari Journal of Animal Science and Technology (2022), penggunaan smart cage dapat meningkatkan efisiensi produksi hingga 22 persen dan menurunkan biaya pakan sebesar 15 persen karena semua terukur dan terkendali.
Jadi, peranmu sebagai pemilik tinggal memantau lewat dashboard di HP atau laptop, kontrol bisa dilakukan jarak jauh. Kuncinya di sini: rekrut 1-2 orang yang mengurus operasional harian, sementara kamu fokus mengembangkan jaringan pemasaran dan membangun branding.
Tantangan pemikiran umum: Banyak orang merasa ternak ayam itu harus selalu kotor-kotoran. Sekarang sudah tidak. Yang butuh ‘kotor’ adalah data yang belum rapi, bukan orangnya.
2. Hidroponik Sayuran Berbasis IoT (Internet of Things)
Hidroponik sudah dikenal luas, tapi hanya sedikit orang yang tahu bahwa sistem hidroponik bisa diotomatisasi total. Menggunakan alat pengatur pH otomatis, pengukur TDS (Total Dissolved Solid), dan pompa yang diatur lewat aplikasi, kamu bisa memastikan tanaman mendapat nutrisi optimal tanpa harus tiap hari turun tangan.
Menurut penelitian dari International Journal of Advanced Research in Engineering and Technology (2021), penggunaan sistem hidroponik otomatis dapat mengefisienkan penggunaan air hingga 80 persen lebih hemat dan menghasilkan panen 1,5 kali lebih cepat dibandingkan metode konvensional.
Bisnis model ini bisa dijalankan di lahan kecil, bahkan atap rumah. Penjualan bisa lewat marketplace, reseller, atau bisnis langganan mingguan ke restoran.
Pikiran menantang: Orang sering berpikir pertanian itu harus butuh lahan luas. Justru, yang cerdas bisa menanam sayur premium di lahan 20 meter persegi dengan penghasilan bulanan puluhan juta.
3. Ternak Lele Bioflok Skala Mini yang Jalan Sendiri
Lele bioflok bukan hal baru, tapi yang jarang diketahui: sistem bioflok bisa didesain untuk meminimalkan pergantian air. Bakteri baik akan mengurai kotoran, menjadikan lingkungan kolam tetap sehat. Dengan sistem pompa sirkulasi, sensor amonia, dan pemberian pakan otomatis, ternak lele bisa dipantau dari jauh.
Dalam jurnal Aquaculture Reports (2020), disebutkan bahwa metode bioflok mampu meningkatkan survival rate lele hingga 90 persen dan mempercepat masa panen 10 hari lebih cepat dari metode kolam biasa.
Bahkan, beberapa pengusaha lele sukses di Indonesia sudah menggunakan tim remote untuk urusan penjualan, dengan delivery menggunakan kurir khusus ke pelanggan yang memesan via WhatsApp atau platform online.
Tantangan pemikiran: Banyak yang mengira ternak lele itu jorok. Tapi kalau sudah jalan otomatis dengan bioflok dan filter canggih, air kolam bisa tetap bening, dan tidak bau sama sekali.
4. Kebun Durian Sistem Kemitraan dan Monitoring Drone
Mau punya kebun durian tapi tidak punya lahan luas? Sekarang sudah ada program investasi kebun durian berbasis kemitraan. Kamu hanya perlu modal, semua urusan perawatan dilakukan oleh tim lapangan profesional. Kamu tetap bisa memantau lewat laporan berkala dan drone monitoring yang disediakan pihak pengelola.
Menurut hasil riset di International Journal of Agricultural Management (2022), model kemitraan dengan teknologi drone monitoring meningkatkan transparansi dan kepercayaan investor, sekaligus mengurangi risiko kerusakan tanaman akibat telat penanganan.
Hasil panen? Biasanya dijual bersama dalam satu brand besar, dan keuntungan dibagi sesuai perjanjian. Modal kerja ringan, hasil tetap besar.
Menantang pola pikir: Orang merasa harus punya tanah ribuan meter untuk mulai usaha durian. Kenyataannya, kamu bisa mulai dengan menyewa lahan, bergabung kemitraan, dan hanya mengontrol dari layar ponsel.
5. Usaha Pertanian Microgreens untuk Pasar Premium
Microgreens adalah sayuran mini yang dipanen dalam 7-14 hari. Tanaman ini laku keras di restoran premium dan pasar ekspor. Yang jarang diketahui, usaha ini bisa berjalan otomatis menggunakan rak bertingkat dengan pencahayaan LED dan sistem irigasi tetes otomatis.
Menurut riset HortScience Journal (2023), permintaan microgreens di Asia Tenggara naik 35 persen per tahun, sementara petani yang bisa memenuhi pasar premium masih sangat terbatas.
Usaha ini bisa kamu jalankan dari rumah. Pemasaran bisa lewat Instagram, marketplace, dan reseller. Dalam satu bulan, satu rak microgreens berisi 20-30 tray bisa menghasilkan keuntungan bersih jutaan rupiah dengan minim perawatan.
Membalik logika umum: Biasanya orang menganggap bertani butuh waktu lama. Microgreens membuktikan: 14 hari tanam, panen, jual, repeat. Cepat, bersih, premium.
Penutup
Jadi, ternyata ada banyak usaha ternak dan pertanian yang tidak butuh kamu terjun setiap hari ke lapangan. Kunci utamanya ada di:
-
Pemanfaatan teknologi
-
Sistem otomatisasi
-
Membangun tim kecil yang bisa meng-handle operasional
-
Fokus ke pemasaran dan manajemen bisnis
Kalau masih ragu mulai dari mana, coba tentukan dulu: lebih suka ternak atau pertanian? Lalu, pelajari model otomatisasi yang cocok. Jangan takut mencoba, karena yang cepat beradaptasi akan menguasai pasar.
Nah, menurutmu, dari kelima usaha tadi, mana yang paling bikin kamu penasaran dan ingin kamu mulai duluan? Tulis pendapatmu di kolom komentar blog Cepat Cuan atau kirim cerita usahamu ke email kami. Siapa tahu, ceritamu bisa kami angkat jadi inspirasi berikutnya.
Revolusi sudah dimulai. Tinggal kamu mau jadi penonton, atau ikut ambil peran.












